Jogjanews.com-Film “etnografi” berjudul “Denok dan Gareng” merupakan
salah satu film yang diputar dalam screening dan diskusi film etnografi,
sebagai salah satu rangakaian acara ulang tahun ke-50 jurusan Antropologi
Budaya UGM, di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta (21/11/14).
Film berdurasi 89 menit ini
mengisahkan tentang dua mantan anak jalanan, Denok dan Gareng yang memulai
kehidupan baru mereka. Keduanya bermimpi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik. Maka, keduanya memulai usaha menjual babi, di tengah mayoritas masyarakat
muslim di Yogyakarta. Film yang disutradarai oleh Dwi Sujanti seorang filmmaker
alumni Fisipol UGM ini pertama kali diputar pada tahun 2012 di IDFA Amsterdam.
“Melihat kehidupan Gareng dan Denok
melalui mata kamera,” tutur Zakky (mahasiswa UIN YK) dalam sesi diskusi film
tersebut (21/11). Kamera ibarat sebuah mata, yang mengintai segala sisi menarik
kehidupan yang dijalani Denok dan Gareng. Bagi Zakky, berikut pula menyadur
dari apa yang disampaikan oleh berbagai pengamat film dalam berbagai ajang
festival film di mana film “Denok dan Gareng” berkali-kali menjadi nomor yang
diperhitungkan, keberhasilan film ini ialah berkat kejelian Dwi sebagai film
maker untuk merasuk ke dalam sisi intim kehidupan Denok dan Gareng, sehingga
mengijinkan penonton untuk mengintip (voyeur) melalui sela-sela
tersebut, hingga mampu membawa penonton untuk menikmati, berempati, tertawa,
dan menangis melalui mata kamera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar